Rabu, 28 Agustus 2019

Assalamu’alaikum Cinta





Assalamu’alaikum Cinta
(Segenggam Rasa Untukmu)
Oleh : Aisyah Nur Hasanah


Untukmu jiwa yang selalu ada dalam hatiku....
Untukmu nama yang selalu ku panjatkan dalam do’aku
Untukmu hati yang ku inginkan kehadiranmu....

Ku goreskan segenap rasa diatas secarik kertas yang menari diatasnya pena. Yang meninggalkan jejak jejak tinta penuh arti didalamnya. Disaksikan malam yang menggelayut bertajuk dalam aksara. Ku tuliskan sepucuk surat untuk dirimu yang jauh disana. Ku goreskan sebuah romansa atau lebih tepatnya tentang sebuah perasaan yang mendalam. Untuk siapapun engkau yang masih menjadi rahasia Tuhan.

Cinta adalah kuatku dalam bertahan. Tapi akan aku lepaskan jika kuatku tidak dihargai. Aku hanya menikmati rasa yang hadir, tapi  tak berharap banyak. Hanya menunggu dan menanti apa yang telah direncanakanNya. Terkadang seseorang lebih memilih tersenyum hanya tak ingin menjelaskan mengapa ia bersedih.  Cinta adalah caraku bercerita tentang dirimu. Caraku menatap kepergianmu. Dan caraku tersenyum saat menatap indah wajahmu. Aku mencintaimu dengan cara sederhana, karena hanya dengan itu cinta terasa sempurna.

Lucu memang, hati ini selalu berbunga bunga walaupun aku menangis disetiap malam. Walaupun aku terisak disudut waktu. Dibalik sebuah senyumku, aku bisa menyimpan ribuan luka, namun aku ingin kau tersenyum bersamaku tanpa harus menyembunyikan apapun. Suara hatiku selalu bernada sama setiap harinya. Menyanyikan nyanyian rindu hanya untukmu. Menyimpan segenap perasaan yang mendalam hanya untukmu. Menahan gejolak rasa yang tak tahu kapan akan berujung. Walaupun setiap harinya aku harus bersabar dalam masa penantian yang tak tau kapan akan berakhir. 
Wahai jiwa yang aku tak tau dimana kau betada...
Apakah engkau jua merasakan apa yang aku rasakan? Pernahkah kau sadar besarnya rasa yang ku berikan? Pernahkan kau mengerti betapa aku sangat merindukanmu? Hanya merasakan rasa yang hadir, tapi tak berharap banyak. Hanya menunggu dan meminta apa yg telah direncanakan-Nya.

Mereka bilang aku terlalu mencintaimu. Bahkan sangat mencintaimu. Mereka tidak akan pernah tau bahwa takut kehilanganmu adalah lebih besar dari itu. Aku rela tak kan berpaling darimu dan menunggumu dalam waktu yang lama.

Aku menemukan kesepian dalam cinta, mungkin karena meninggalkan dan juga ditinggalkan. Kadang aku berusaha keras mencari jawaban atas rasa yang mengakar begitu tajam . berusaha percaya akan kebahagiaan yang telah menanti di kelopak mata.

Cinta itu aneh ya,...dia datang ketika kita tidak membutuhkannya, tapi pergi disaat kita membutuhkannya. Aku takut kamu menjauh dariku, kemudian pergi dan  hilang. Aku takut kamu sakit. Aku takut kamu melupakanku. Aku ingin dirimu disini, disampingku, menemani sisa hidupku selamanya. Biarlah ini menjadi kisah cintaku. Aku akan selalu menyimpanmu didalam sebuah tempat yang menurutku tidak seorangpun yang tau.

Rasa sayang itu tentang apa yang kita rasakan, bukan apa yang kita lihat. Salah satu hal penting dalam hidup adalah bersyukur dan mencintai apa yang diberikan oleh Tuhan. Ada kalanya aku bahagia karena telah mengenalmu. Adakalanya aku bersedih mengapa kita dipertemukan, jika nanti kita tak dapat merealisasaikam apa yang kita harapkan. Dan ketika cinta mengatakan selamat tinggal, ingatlah bahwa ia akan hadir kembali dan mengatakan salam kenal.  Cukuplah semua menjadi arang yang tak kan bisa kembali menjadi kayu. Cukuplah luka mencari penyembuhnya. Hingga kurasakan kembali kebahagiaan tiada tara.

Saat jarak memisahkan, satu yang harus kamu ketahui. Akan aku jaga cinta ini untukmu. Dan cukup rumit untuk menjelaskan mengapa aku selalu mempertahankanmu. Sedikitpun jiwa ini tak ingin tau kabar cinta yang hilang apalagi mencampurinya dengan keegoisan. Karena bagiku cinta itu pilihan. Pilihan mana yang baik dan mana yang pantas diperjuangkan.

Inilah sekilas harapan, konsep rasa dan segenggam asa yang aku ukir dalam rangkaian kata. Seperti kata orang, tidak semua yang dirasakan dapat diungkapkan dengan kata-kata. Itulah yang kini ku hadapi. Kelak saat kita tengah bersama, disitulah Engkau akan memahami diriku, sama halnya dengan diriku yang akan belajar memahami dirimu.


Solo, 1 Januari 2019


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hujan di Awal Oktober

mendung menggantung sedari malam menggulita, rinai tak mau kalah menjatuhkan ke tanah pertiwi. menyapa shubuh berbalutkan kedinginan. oh.. b...