Risalah Cinta Sang Musafir
Cinta
by : Aisyah Nur Hasanah
Suatu masa aku pernah
melayangkan binar harapan kepada sang pemilik cinta. Aku pernah mengadukan
berjuta rasa yang sesak dan bergejolak
memenuhi relung jiwa. Mengalir mengikuti aliran nadiku, terbawa bersama
aliran nafasku.
Cinta,,,, Ya,,, rasa itu
bernama cinta. Cinta kasih seorang pemilik cinta kepada yang dicintainya. Ia
adalah keinginan yang tidak akan berkurang meskipun kepanasan, dan tidak akan
hilang walaupun kedinginan. Ia adalah ketenangan tetapi gelisah, kegelisahan
tapi tenang. Ia begitu mempesona sehingga mampu membius segala yang di
singgahinya. Ia adalah keindahan. Keindahan yang begitu menawan hati. Terkadang,
ia adalah kecemasan dan ketakutan yang membuat hati bergetar, ibarat seorang tawanan
yang bertemu penawannya. Tapi bagiku cinta adalah permata. Sebab cahanya berbinar
dalam setiap sisi kehidupan.
Apabila cinta bertahta, maka
hati akan bergetar karena kekuatan cinta. Apabila cinta beradu, maka jiwa akan
bergejolak karena kedahsyatan cinta.
Aku hadir mengunjungi malamku,
dengan membawa sebongkah asa dan tumpukan rahasia yang tertuang dalam sebait
do’a. Aku tak mungkin mengunjunginya kecuali untuk memadu kasih dengan sang
pemilik cinta, agar memberiku cinta yang sesungguhnya. Pandanganku mengikuti
arah jam malam yang semakin cepat berputar. Tertunduk lesu diatas bentangan
sajadah di penghujung malam.
Aku masih begitu ingat saat
pertama kali pandangan ini tertuju pada sesuatu yang amat asing bagiku.
Berselancar bebas tanpa menghiraukan apa yg terjadi disekelilingnya. Aku masih
heran, mengapa mata ini hanya terpaku pada dirimu, sedangkan mereka juga ada
disekitarmu. Pandanganku mengikuti arah kau berlari dan tak ada yg mampu menghalangi.
Aku masih bertanya padahal jawaban itu adalah nyata yang sudah terjadi.
Kusibakkan pandanganku. Kualihkan dengan lantunan dizkir sebab penyesalan.
Penyesalan memandang yang tidak sepantasnya dipandang.
Kau tau,...?? Sejak saat itu
rindu ini kian menggebu. Merindukan seseorang yang belum jelas batang hidungnya.
Seseorang yang masih abu dalam selayang pandangku dan tak pernah terbesit
sedikitpun dalam fikiranku. Aku heran, kenapa ingatan ini selalu tertuju
kepadamu. Selalu berkelana menjelajahi alam bawah sadarku. Selalu mengintai
disetiap keadaan diriku. Aku mengadukannya pada sang pemilik cinta, disela-sela
sujud panjangku. Apa yang sebenarnya tengah terjadi pada diriku?? aku termenung
menunggu jawaban. Sempat tak kuat dengan rasa yang terpendam.
Sebagian orang mengatakan diriku aneh.
Mencintai seseorang yang hanya sebatas fatarmorgana di sekelebat pandangan. cinta
tanpa adanya pengenalan pada pensifatan keumuman asmara. Cinta tanpa adanya
pengetahuan pada objek yang dicinta. Ah entahlah,... mengapa rasa ini semakin
kuat. Rindu ini semakin menghantam qalbu,
bergejolak dalam relung sanubariku. Aku berusaha menepisnya, tetapi ia semakin
membara. Apabila ku rasakan hangatnya cinta dalam hati, akan kucari curahan
hati untuk mendinginkannya. Ku tumpahkan padanya dingin air yang murni.
Dan masa itu tiba. Masa yang tidak ku
sangka datang menghampiriku dengan senyumannya yang anggun. Menyapaku di biasan
cakrawala senja hari. Kau hadir dalam sejarah panjang perjalanan hidupku. Tak
akan ada yang mennyangka, dirimu adalah jawaban dari bait terdalam doa-doa ku.
Pertemuan itu, ya pertemuan itu menggetarkan seluruh jiwa ragaku. Mungkin, saat
itu aku harus sedikit memutar otakku dan berusaha memahami apa yang sebenarnya
terjadi.
Pernyataan yang keluar dari
bibirmu, membuatku ku semakin tak kuasa. Air mata ini mengkristal dan
mengeluarkan butirannya secara tiba-tiba. Aku tersentuh cinta dirimu. Terbius
rasa akan kebersahajaaanmu.
Sang pemilik cinta telah memberikan
kenikmatan haiqiqi pada pendamba cinta. Sungguh indah arti kesabran, manakala kusaksikan
sanubarimu yang menawan. Pengakuan cintamu yang syarat akan pengharapan.
Syukurku atas karunia yang menghampiri musafir malam. Menyentuh permukaan
sampai dinding-dinding harapan. Kutemui dan kuhampiri dirimu dengan segenap
ketaatan yang bertabur cinta. Agar pemberi cinta menguatkan rasa ini hingga ke
mahligai keridhoan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar